Muktamar PPP: Siapa yang Pantas Pimpin Kebangkitan Ka'bah?

PPP KABUPATEN BOGOR
Minggu, 25 Mei 2025
Last Updated 2025-05-26T03:28:10Z
masukkan script iklan disini

 


PPP di Persimpangan Jalan: Mencari Pemimpin untuk Kebangkitan


Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai berlambang Ka'bah yang telah lama mewarnai kancah politik nasional, tengah menghadapi momen krusial. 


Gagal menembus ambang batas parlemen dalam Pemilu 2024, PPP kini berada di titik nadir yang menuntut perubahan besar.


Menjelang muktamar, agenda lima tahunan yang akan menentukan sosok Ketua Umum baru, sejumlah nama dari internal maupun eksternal partai mulai mencuat ke publik. 


Tak sekadar isu, nama-nama ini dipercaya sedang didekati secara serius demi menyelamatkan dan membangkitkan kembali kekuatan politik PPP di level nasional.




Deretan Kandidat: Pertarungan Gagasan dan Jejak Politik


Kubu Internal: Figur Lama dan Wajah Segar


Dari internal partai, sejumlah tokoh senior dan kader potensial mulai diperbincangkan:


  • Muhammad Mardiono – Plt Ketum PPP saat ini yang memiliki pengalaman dan jaringan luas.


  • Romahurmuziy (Gus Romy) – Mantan Ketua Umum PPP yang masih punya pengaruh kuat meski sempat tersandung kasus hukum.


  • Sandiaga Uno – Wakil Ketua Dewan Pembina yang pernah menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sosok populer yang digadang mampu menarik pemilih muda.


  • Taj Yasin Maimoen – Putra ulama karismatik Mbah Moen, saat ini menjabat sebagai Wagub Jateng.


  • Arwani Thomafi – Sekjen PPP yang dinilai piawai dalam mengelola mesin partai.


Kubu Eksternal: Menambah Warna Baru?


Nama-nama dari luar PPP juga turut diperbincangkan:


  • Saifullah Yusuf (Gus Ipul) – Menteri Sosial sekaligus tokoh PBNU. Memiliki basis kultural dan jaringan keislaman kuat.


  • Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman – Mantan KSAD, membawa kekuatan militer dan nasionalisme.


  • Amran Sulaiman – Menteri Pertanian, punya rekam jejak teknokratis dan pengalaman birokrasi.


  • Agus Suparmanto – Mantan Mendag yang pernah terlibat dalam urusan dagang strategis nasional.




Evaluasi Total: Mengapa PPP Gagal ke Parlemen?


Suara Basis Tak Sejalan dengan Elit


Menurut Adi Prayitno, Direktur Parameter Politik Indonesia, kegagalan PPP bukan sekadar persoalan elektoral. 


Ia menyebut ada jarak antara keputusan elite partai dan keinginan akar rumput, terutama dalam dukungan terhadap calon presiden.


"Sepertinya antara keputusan elite PPP untuk mendukung Capres tertentu berbeda dengan keinginan yang diinginkan akar rumput," ujar Adi dalam kanal YouTube-nya, Senin 26 Mei 2025.

 

Konsolidasi dan Refleksi, Bukan Sekadar Ganti Ketua


Adi menyebut, regenerasi kepemimpinan di PPP bukan hanya soal siapa yang duduk di kursi Ketum. 


Yang lebih penting adalah visi besar untuk mengembalikan PPP sebagai partai Islam moderat yang relevan dengan zaman, sekaligus sanggup berkompetisi di tengah dominasi partai besar lainnya.


"Siapa pun yang menjadi ketua umum wajib hukumnya membawa PPP kembali ke parlemen dan tampil sebagai kekuatan politik Islam yang diperhitungkan," tegasnya.

 



Tugas Berat Ketum Baru: Rebranding dan Merangkul Generasi Muda


Modernisasi Platform Politik


PPP dinilai perlu memperbarui narasi politiknya. Isu-isu kekinian seperti ekonomi hijau, digitalisasi, hingga keadilan sosial berbasis syariah dapat menjadi jalan tengah antara ideologi Islam dan modernitas.


Keterlibatan Milenial dan Gen Z


Kunci keberhasilan partai saat ini terletak pada kemampuan mereka merangkul generasi muda


PPP yang selama ini dikenal dengan basis tradisional perlu menggarap segmen ini dengan pendekatan yang segar dan digital-friendly.




Saatnya PPP Kembali Jadi Rumah Besar Politik Umat


Muktamar PPP 2025 bukan sekadar ajang pemilihan ketua umum. Ia adalah momen penentuan arah partai, titik balik antara redup atau bangkit. 


Dengan sejarah panjang dan akar ideologis yang kuat, PPP punya semua modal untuk kembali relevan—asal dipimpin oleh sosok yang tepat, dengan visi segar dan inklusif.


Kini, semua mata tertuju pada siapa yang akan dipilih. Apakah tokoh internal yang memahami napas partai? 


Atau figur eksternal yang membawa semangat baru? Yang jelas, PPP tak boleh lagi gagal membaca zaman.

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Disqus Shortname

Comments system

Tag Terpopuler

Iklan