![]() |
| Sekretaris DPC PPP Kabupaten Bogor Junaidi Samsudin |
PPP Kabupaten Bogor — Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan lima ruang kelas SMK Negeri 1 Gunung Putri, Kabupaten Bogor, ambruk pada Senin (3/11/2025) siang. Akibat kejadian tersebut, sedikitnya 30 siswa mengalami luka-luka dan telah dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat.
Kepala KCD Wilayah I Kabupaten Bogor, Cucu Salman, membenarkan insiden tersebut. Ia mengatakan, bagian atap lima ruang kelas sekolah itu runtuh ketika hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Gunung Putri.
“Saya terima laporannya kalau ada lima ruang kelas SMKN 1 Gunung Putri ambruk pada bagian atapnya, pas hujan angin,” ujar Cucu Salman, Senin (3/11/2025) sore.
Ia menjelaskan, hanya bagian atap yang mengalami kerusakan parah, sementara dinding bangunan masih berdiri.
DPRD Bogor: Ini Bukti Lemahnya Konstruksi dan Pengawasan Sekolah
Menanggapi insiden tersebut, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Junsam, menyampaikan keprihatinan mendalam.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menilai kejadian ini mencerminkan lemahnya kualitas konstruksi dan pengawasan teknis terhadap bangunan sekolah di Kabupaten Bogor.
“Ambruknya atap ruang kelas SMKN 1 Gunung Putri ini menjadi bukti nyata lemahnya kualitas konstruksi dan minimnya pengawasan terhadap proyek-proyek sekolah. Padahal ini menyangkut keselamatan anak-anak kita,” tegas Junsam, Senin (3/11/2025).
Ia menegaskan, meskipun SMK negeri berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, DPRD Kabupaten Bogor tidak bisa tinggal diam.
“Kami tidak akan menutup mata hanya karena soal kewenangan. Ini soal kemanusiaan. Pemerintah provinsi harus bertanggung jawab memastikan seluruh sekolah memenuhi standar keselamatan bangunan publik,” ujarnya.
Junsam juga mendesak agar pemerintah daerah dan provinsi melakukan audit menyeluruh terhadap kondisi fisik sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Bogor.
“Kita tidak boleh menunggu korban jiwa baru bertindak. Sistem pengawasan dan kontraktor yang mengerjakan proyek sekolah harus dievaluasi total agar tidak asal-asalan,” pungkasnya.
Seruan Pengawasan dan Koordinasi Antarlembaga
Lebih lanjut, Junsam meminta agar koordinasi antara Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bogor diperkuat dalam hal pemeliharaan infrastruktur pendidikan.
“Jangan sampai ada lagi tragedi seperti ini. Anak-anak datang ke sekolah untuk belajar, bukan untuk mempertaruhkan nyawa. Keselamatan mereka adalah tanggung jawab bersama,” katanya.
BPBD dan Apdesi Pastikan Evakuasi Korban
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, juga membenarkan laporan tersebut.
Tim gabungan dari BPBD, aparat desa, dan relawan sudah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penanganan awal dan asesmen kerusakan.
“Benar ada sekolah ambruk dan kita baru terima laporannya. Untuk kondisi detailnya masih dalam pendataan karena petugas baru meluncur ke lokasi,” kata Adam.
Sementara itu, Ketua DPK Apdesi Kecamatan Gunung Putri, Udin Saputra, menyampaikan rasa prihatin mendalam atas kejadian tersebut.
Menurutnya, 30 siswa mengalami luka-luka akibat tertimpa material bangunan saat proses belajar mengajar berlangsung.
“Kami Apdesi Kecamatan Gunung Putri turut berduka atas ambruknya lima ruang kelas SMKN 1 Gunung Putri. Sebanyak 30 siswa dilaporkan mengalami luka-luka,” ujar Udin.
Ia menambahkan, seluruh korban telah dievakuasi ke Puskesmas terdekat dan RS Kenari Medika Cileungsi.
“Kami berharap tidak ada korban luka berat dan kegiatan belajar bisa segera kembali normal,” tambahnya.

.jpg)
